Selasa, 04 Mei 2010

Mobil indonesia

krisis energi membuat banyak orang berpikir kreatif. hal ini juga mengilhami mahsiswa dari berbagai universitas di indonesia menciptakan kreasi mobil hemat energi seperti :

Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, meluncurkan dua mobil masa depan, Senin (11/1). Dua mobil yang diberi nama 'Sapu Angin 1' dan Sapu Angin 2 ini disebut hemat dalam pemakaian bahan bakar minyak (BBM). Sapu Angin 1" merupakan mobil futuristic prototypes mirip gokart dengan target satu liter BBM untuk jarak tempuh 1.000 kilometer," kata manajer tim Sapu Angin 1, M. Agus Setiawan.



Sementara itu, mobil "Sapu Angin 2" merupakan mobil urban concept vehicle mirip mobil roda empat yang konvensional, namun hanya berisi 1-2 penumpang dengan target satu liter BBM untuk jarak tempuh 300 kilometer.

"Target Sapu Angin 1 memang juara, tapi target Sapu Angin 2 adalah diproduksi untuk mobil masa depan pada 25-30 tahun mendatang," kata mahasiswa Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS Surabaya itu. kelebihan mobil "Sapu Angin" itu, ia mengaku konsep monoqouce membuat mobil terasa ringan, kemudian sistem injeksi pada mesin (EFI) membuat mobil hemat BBM dan ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem karburator (sistem semprot). "Bobot mobil juga berkisar 35-40 kilogram dengan bahan baku fiberglas untuk body, sedangkan kerangka menggunakan poly-euretane (gabus padat)," tuturnya menambahkan. mobil ini memiliki kecepatan maksimal 25 kilometer per jam.

Institut Teknologi Bandung (ITB) menciptakan tiga mobil hybrid hemat energi. Mobil ini cukup mampu menekan emisi gas buang dan tidak memerlukan biaya perawatan yang mahal. Yang lebih penting lagi, mobil ini paling hemat energi. Untuk menempuh jarak 1.000 kilometer hanya diperlukan 1 liter bahan bakar.




Mobil bernama Hybrid Cikal, Rajawali dan Hybrid Heave ini berkonsep futuristik. Mobil dikerjakan mahasiswa ITB dari berbagai disiplin ilmu. Mereka dari teknik mesin, aeoronotika, astronotka serta teknik material dari fakultas teknik dan dirgantara.

Untuk mobil Hybrid Cikal dan Rajawali menggunakan bahan carbon fiber dengan sasis terbuat dari alumunium, sehingga bobotnya sangat ringan sekitar 50 kilogram sampai 120 kilogram. Untuk bahan bakar menggunakan bahan bakar jenis gasolie 95 dan diklaim dengan mengkonsumsi satu liter saja dapat menempuh jarak sejauh 1000 kilometer. Kecepatan maksimal 40 kilometer per jam.

Mobil jenis Hybride Cikal memiliki dua kursi. Sedangkan untuk jenis Hybride Rajawali hanya cukup untuk satu orang. Posisi untuk mengemudi harus terbaring. Untuk mobil hybrid lainnya Heave yang menggunakan ethanol sebagai bahan bakar penggerak mesinnya juga memiliki kemampuan yang nyaris serupa dengan kedua mobil sebelumnya. Namun, untuk bahan bodinya menggunakan campuran serat bambu.

Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan mobil hemat energi dan ramah lingkungan.
Mobil yang dinamai Semar itu ditargetkan mampu menempuh jarak 1.000 km atau setara jarak antara Anyer-Panarukan dengan menggunakan 1 liter bensin saja.



Ketua Pelaksana Teofilus Hartono kepada wartawan mengungkapkan secara keseluruhan mobil Semar memiliki panjang total 2,7 meter, tingi 0,8 meter dan lebar total 0,88 meter.

Body kendaraan yang digarap sejak Agustus 2009 lalu ini terbuat dari bahan fiber komposit dan airfoil untuk mengurangi Coefficient of drag (CD) dari kendaraan. Struktur rangka menggunakan kombinasi plat dan alumunium dengan berat tidak lebih dari 25 kg.

"Berat tersebut sudah termasuk mesin sehingga tampk sangat ringan," katanya.

Menurut Teofilus, mobil dengan satu penumpang dengan berat penumpang minimal 50 kg itu didesain dengan 3 roda berpenggerak roda belakang dan steering roda depan.

Untuk penggerak mula, digunakan mesin 4-tak bersilinder tunggal kapasitas 25 cc yang mengaplikasikan sistem injeksi yang dapat diprogram.

"Pengendara berposisi seperti tidur dengan setir penggerak di depan," katanya.

Dia menambahkan dengan sistem tersebut, konsumsi bahan bakar dapat dioptimalisasi dengan tepat sesuai kebutuhan riil. Dengan bahan bakar minimal itu diharapkan dapat menjadi kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan.

"Uji coba akan menempuh jarak 1.000 km setara jarak Anyer-Panarukan dengan konsumsi bahan bakar 1 liter bensin. Bodi mobil ini juga sangat unik, mengaplikasi prinsip perforated suction untuk menambah keaerodinamisan kendaraan dan menggunakan teknologi sederhana yang tepat guna," katanya.


Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Mobil Arina ini kapasitas mesinnya hanya 150 cc, kecepatannya mampu dipacu sampai dengan 70 km/jam, namun konsumsi BBMnya cukup hemat yaitu mencapai 40 km untuk 1 liter bensin.



Mobil Arina, yang merupakan singkatan dari Armada Indonesia, badan hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mobil mikro Arina akan terus dikembangkan sehingga menjadi 100 persen buatan negeri. Jika sudah 100 persen lokal, harganya bakal berada di bawah Rp 30 juta

Tidak kalah dengan para mahasiswa siswa-siswa SMK pun sudah bisa membuat mobil lho..



Mobil yang satu ini hebatnya justru dibuat oleh para siswa SMK. Mobil Esemka memiliki 5 jenis varian yakni SUV, pick up double cabin, sedan, pick up single cabin, dan van. Pada gambar di bawah ini merupakan Mobil Esemka SUV buatan siswa-siswa SMK 1 Singosari Malang yang dikerjakan tidak kurang dari 50 siswa SMK Singosari Malang dan menghabiskan biaya sebesar Rp. 175 Juta dalam pembangunan mobil ini. 5 jenis mobil Esemka yang lainnya dikerjakan oleh SMK-SMK lainnya. Untuk harganya anda cukup mengeluarkan uang 80 Juta saja untuk mendapatkan mobil Esemka ini

Begitu besar potensi anak-anak indonesia yang tak kalah dengan bangsa lain dengan sedikit perhatian dari pemerintah mungkin saja beberapa tahun dari sekarang indonesia tidak perlu lagi mengimpor mobil dari luar bahkan bisa mengekspor mobil ke luar negeri. sudah saatnya "si macan Asia" bangkit dari tidur panjangnya


sumber (metrogaya, metrotvnews, kaskus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar